Senin, 04 Agustus 2008

ANAK JALANAN SALAH SATU POTRET SURAM ANAK INDONESIA

Beberapa hari yang lalu (27 Juli) kita sedang memperingati hari anak nasional dengan harapan yang sudah mengakar bahwa masa depan anak akan lebih baik ke depannya. Hanya saja hal itu seolah menjadi ironisme belaka jika dibandingkan dengan fakta memprihatinkan kondisi anak bangsa ini. Sebut saja soal anak-anak yang bekerja di jalanan atau pelabelan masyarakat sering menyebut mereka anjal, sebuah pelabelan yang secara tidak langsung membuat mereka terpinggrikan dan berbeda dengan yang lainnya.
Jumlah anak yang bekerja di jalanan setiap tahun bukannya semakin menurun justru semakin meningkat. Di tahun 1998 Dinas Sosial sudah memperkirakan jumlah anak jalanan sudah mencapai 170. 000 orang (Jurnal Perempuan, 2007). Sejak tahun 1999, jumlah anak jalanan di Indonesia meningkat sekitar 85 %. Di DKI Jakarta saja misalnya pada tahun 2002 jumlah anak jalanan diperkirakan sekitar 150.000-300.000. Menurut BPS pada tahun 2002 terdapat sekitar 36. 500.000 anak Indonesia yang masih di bawah garis kemiskinan, 3.488.209 anak terlantar usia 5 sampai 18 tahun, peningkatan jumlah anak yang tidak sekolah dari rentangan usia 13-15 tahun hingga 300%, yang mengakibatkan 2-8 juta anak yang tersebar di 30 provinsi harus bekerja di berbagai sektor termasuk di jalanan (Huraerah, 2007).
Jalanan pada dasarnya bukanlah tempat yang baik untuk perkembangan fisik dan mental anak. Banyak sekali situasi-situasi di jalanan yang dapat membahayakan keselamatan anak dan dapat menimbulkan banyak tekanan kepada mereka. Namun keadaan yang pada akhirnya harus menuntut mereka untuk turun ke jalanan. Soestarso (2004) menjelaskan bahwa semakin banyaknya anak jalanan disebabkan antara lain: dorongan orang tua untuk membangun ekonomi keluarga, kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan, anak terancam putus sekolah karena orang tua tidak mampu membayar uang sekolah, dan makin banyak anak yang hidup di jalanan karena biaya kontrak rumah/kamar meningkat (dalam Huraerah, 2007).
Kehadiran anak-anak di jalanan adalah sesuatu yang dilematis. Walaupun intensitas keterkaitan mereka dengan jalanan sangat bervariasi, mulai dari sekedar untuk menghabiskan waktu luang, hingga menjadikan jalanan sebagai tumpuan dari sumber pendapatan yang membuat mereka bisa bertahan hidup. Namun, sering kali mereka dianggap bermasalah bagi orang-orang disekitarnya. Sebutan anak jalanan sebagai nakal, mengganggu ketertiban dan tidak tahu aturan pun sudah terbiasa terdengar di telinga kita. Acapkali mereka melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti sering berkata kotor, mengganggu ketertiban jalan dengan memaksa pengemudi kendaraan bermotor memberi mereka uang walau tidak seberapa, merusak badan mobil dengan goresan benda tajam, mencuri spion mobil, merokok, berjudi, mabuk, bahkan sebagai pengguna obat-obatan terlarang.
Departemen Kesehatan RI bahkan melaporkan bahwa anak yang hidup di jalanan lebih rentan akan terkena Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syandrome (HIV/AIDS) dan kini dari 144.889 anak pengguna NAZA (narkotika dan zat adiktif) yang hidup di jalanan, 8.581 anak diantaranya telah terinveksi HIV (Junal Perempuan, 2007). Belum lagi masalah anak jalanan lainnya yang sering menjadi objek kekerasan baik kekerasan secara fisik, emosional, seksual maupun kekerasan sosial.
Contoh kekerasan fisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa yang sama-sama bekerja di jalanan atau sesama anak jalanan sendiri seperti dipukul, ditendang, diperintah seenaknya, dijewer, dan lainnya. Diantara mereka juga acapkali menjadi objek kekerasan fisik para petugas ketertiban umum atau Satpol PP dimana sering kali mereka dikejar-kejar, ditangkap dan dipukuli kemudian dilepaskan kembali tanpa ada pembinaan lebih lanjut. Contoh kekerasan emosional misalnya dimarahi, dicacimaki, dibentak, dan bentuk lainnya yang dilakukan baik oleh orang tua, pengguna jalan umum, pekerja jalanan lainnya maupun oleh petugas keamanan.
Kekerasan dalam bentuk seksual pun sudah menjadi bentuk yang tidak asing lagi bagi anak jalanan, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan (bagi anak perempuan), dan disodomi (bagi anak jalanan laki-laki). Hasil penelitian Pusat Studi Wanita Universitas Diponegoro menggambarkan lebih dari 28 % anak perempuan di jalanan mengalami kekerasan seksual, diperdagangkan, dieksploitasi demi tujuan pornografi, serta kekerasan berbasis gender lainnya (Jurnal Perempuan, 2007).
Sedangkan kekerasan sosial pada anak jalanan dapat terlihat dari bentuk eksploitasi anak oleh orang yang lebih dewasa seperti orang tua atau sindikat yang bekerja di jalanan. Menurut Hapsari (2007) hal ini biasa disebut sistem bondage dimana anak tidak hanya diminta untuk menyerahkan uang hasil bekerja, tetapi lebih dari itu, mereka biasanya ditargetkan jumlah uang yang harus diserahkan setiap harinya. Apabila jumlah yang ditentukan tidak didapatkan maka anak tidak hanya mendapat siksaan berupa emosional namun juga berupa kekerasan fisik. Bahkan anak-anak yang diekploitasi ini menurut Huraerah (2007) terkadang dibiarkan begitu saja dan tidak dipenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan, air bersih, kesempatan untuk bermain dan waktu luang.
Sekarang ini masyarakat seolah sudah mengganggap biasanya menjamurnya anak-anak yang bekerja di jalanan sampai-sampai kita hampir melupakan bahwa disisi lain hidup ini ada sosok yang harus diperhatikan bukan seolah dipinggirikan karena sudah menjadi kebiasaan. Tidak hanya rasa kasihan sesaat dengan memberikan uang yang mereka perlukan namun lebih dari dari itu dan bersifat jangka panjang. Tulisan ini hanya ingin mengingatkan bahwa anak adalah tumpuan masa depan bangsa dan bagaikan sebuah tamanan, harus dorawat dengan baik semenjak dari pucuk hingga menjadi sebatang pohon yang tumbuh dan subur berkembang.

Minggu, 06 Juli 2008

Renungan

Kisah Iblis dan Rasulullah saw



Diriwayatkan dari Mu'ads bin Jabal ra., dari Ibnu Abbas r.a yang berkisah :

Kami bersama Rasulullah saw di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah , apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku.

"Rasulullah bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?

"Mereka menjawab, "Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.

"Lalu Rasulullah saw menjelaskan, "Ini adalah iblis terkutuk semoga Allah senantiasa melaknatnya. "

Kemudian Umar ra meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku unuk membunuhnya ?

"Beliau menjawab, "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat) . Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang akan ia ceritakan pada kalian."

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang seperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sembari memberi salam, "Assalamu'alaika ya Muhammad, assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimiin,' kata iblis.

Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (keselamtan hanya milik Allah, wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis ?"

"Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa," tutur iblis.



"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk ?" tanya Rasulullah.



Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus Tuhan Maha Agung dimana utusan itu berkata, `Sesungguhnya Allah swt. memerintahmu untuk datang kepada Muhammad saw, sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberitahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad dengan jujur.

Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sunguh Allah akan akan menjadikan engkau debu yang bakal dihempaskan angin, dan musuh-musuhmu akan senang.

'Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang untuk menjawab apa yang engkau tanyakan dengan jujur."

Rasulullah mulai melempar pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba seritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci ?

"Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci ?" tanya Rasulullah.

"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah swt," jawab iblis.

"Siapa lagi ?' tanya Rasulullah.

"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.

"Siapa lagi ?" tanya Rasulullah.

"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar dan kecil serta najis)," tutur iblis.

"Siapa lagi ?" tanya Rasulullah.

"Orang fakir yang senantiasa bersabar, tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.

"Lalu darimana engkau tahu kalau ia bersabar ?" tanya Rasulullah.

"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang sabar" jelas iblis.

"Lalu siapa lagi wahai iblis ?" tanya Rasulullah.

"Orang kaya yang bersyukur"

"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur ?"

"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya,"

"Bagaimana kondisimu bila ummatku menjalankan shalat ?"

"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar"

"Mengapa wahai mahluk terkutuk ?"

"Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud, maka Allah akan mengangkat satu derajat kemuliaan. Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca Al Qur`an, maka saya akan meleleh seperti timah yang dipanaskan. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah itu mengambil kampak lalu memotong saya menjadi dua"

"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis) ?"

"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan : dengan sedekah itu Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah menjadikan suatu penghalang antara dia dengan neraka dan akan menghindarkan segala bentuk bencana dan penyakit"

"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar ?"

"Ia sewaktu jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam"

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab ?"

"Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya"

"Bagaimana dengan Utsman ?"

"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya"

"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib ?"

"Saya berharap pada Allah untuk tak akan pernah dipertemukan olehnya"

"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan ummatku berbahagia dan mencelakakanmu sampai batas waktu yang telah ditentukan"

"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai batas waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa berbahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kapan saja melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku.

Demi Tuhan, sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al Qur`an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis (murni)"

"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlis ?"

Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka harta dan suka dipuji maka ia belum murni karena Allah. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sementara hatinya selalu bergantung pada kesenangan dunia, maka ia lebih taat kepadaku.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar ? kemudian cinta kedudukan adalah dosa besar juga.

Saya mempunyai tujuh puluh ribu anak , sedangkan tiap anak dari jumlah itu memiliki tujuh puluh ribu setan . Diantara mereka ada yang saya tugaskan untuk menggoda ulama , menggoda para pemuda , menggoda orang tua . Anak-anak muda bagi kami tidak masalah , sedangkan anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya.

Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang yang tekun beribadah, menggoda orang yang zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi yang berbeda, dari satu pintu ke pintu lainnya, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun.

Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehinga mereka beribadah tidak karena Allah, sementara mereka tidak merasakan itu . Apakah engkau lupa wahai Muhammad kisah seorang rahib yang berbuat ikhlas selama tujuhpuluh tahun , sehingga dengan do'anya ia bisa menyembuhkan penyakit ? Akantetapi saya tak pernah putus asa menggodanya sampai ia sempat berbuat zina dan membunuhnya dan akhirnya ia mati dalam keadaan kafir. Itu semua berkat saya Muhammad.

Kebohongan itu berasal dari saya, saya adalah mahluk yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku.

Barangsiapa yang bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia kekasihku. Menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali . Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya adalah haram baginya. Kemudian dari pasangan itu menghasilkan keturunan haram. Sehingga semuanya masuk neraka gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan menganggunya , "masih ada waktu , teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan.' Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya ia akan memikul dosanya kelak.

Kalau saya kalah, maka saya akan mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkannya. Kalau saya masih kalah juga, maka saya diamkan sampai ia melakukan shalat. Ketika dalam shalatnya saya berkata`meliriklah ke kanan dan ke kiri', akhirnya ia melirik. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya.

Wahai Muhammad engkau tahu kalau seseorang banyak melirik dalam shalatnya akan menanggung dosanya. Kalau dalam shalat ia mampu mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya akan buat ia tergesa-gesa . Ia seperti ayam yang sedang makan , begitu tergesa-gesa.

Kalau dalam shalat berjamaah, ia akan saya buat mendahului imam karena kepalanya saya tarik. Jika saya masih kalah juga, maka saya perintahkan meremas jemarinya sehingga bersuara, sesungguhnya ia termasuk orang yang bertasbih kepadaku.

Kalau ia masih mempan juga, maka saya tiup hidungnya sehingga dia menguap. Saat itulah anak-anak saya masuk, dan ia makin rakus akan dunia dan berbagai perangkapnya.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad, sedangkan saya memerintahkan orang miskin untuk tidak shalat, dan saya berkata padanya `shalat hanya kewajiban orang yang diberi nikmat'.

Kemudian untuk orang sakit, akan saya buat ia terlena dengan salah satu ayat Allah, "………..dan tidak apa-apa bagi seorang yang sakit" (An Nur:61)" , padahal tidak apa-apa disini menyangkut tata cara normalnya, bukan tidak apa-apa untuk meninggalkan shalat. Sehingga ia merasa aman ketika meninggalkan shalat , padahal jika ia mati saat itu juga , ia termasuk orang yang kafir dan Allah sunguh akan memurkainya

Bagaimana engkau merasa bahagia atas ummatmu wahai Muhammad, sedangkan saya bisa memurtadkan seperenam ummatmu ?"

Kemudian Rasulullah meneruskan pertanyaan, "Wahai mahluk terkutuk, Siapa teman dudukmu ?"

"Orang yang suka makan riba"

"Lalu siapa teman dekatmu ?"

"Orang yang berzina"

"Siapa teman tidurmu ?"

"Orang yang mabuk"

"Siapa tamumu ?

"Pencuri"



"Siapa utusanmu ?"

"Dukun, tukang sihir"

"Apa yang menyenangkan pandangan matamu ?"

"Orang yang bersumpah dengan talak"

"Siapa kekasihmu ?"

"Orang yang meninggalkan shalat Jum`at"

"Wahai mahluk terkutuk, apa yang menyebabkan punggungmu patah ?"

"Suara ringkik kuda untuk berperang di jalan Allah"

"Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh ?"

"Tobatnya orang yang bertobat"

"Apa yang membuat hatimu panas ?"

"Orang yang beristigfar kepada Allah, baik siang maupun malam"

"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina ?"

"Sedekah secara rahasia"

"Apa yang menyebabkan matamu buta ?"

"Shalat sunnah sebelum subuh"

"Apa yang dapat membuat pecah kepalamu ?"

"Shalat berjamaah"

"Siapa orang yang bisa membahagiakanmu ?"

"Orang yang meninggalkan shalat"

"Siapa orang yang celaka menurut engkau ?"

"Orang yang dermawan atas nama Allah"

"Apa yang menyita pekerjaanmu ?"

"Majelis Ta`lim"

"Bagaimana engkau makan ?"

"Dengan tangan kiri dan jemariku"

"Dimana engkau berteduh ketika panas ?"

"Di bawah kuku manusia"

"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Allah ?"

"Sepuluh macam"

"Apa saja itu wahai mahluk terkutuk ?"

"Saya meminta agar saya bisa berserikat dengan anak cucu Adam dalam harta dan kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka . "Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan berilah janji mereka . Dan tidak ada yang dijanjikan kepada mereka melainkan tipuan belaka" (Al Isra' : 64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya akan ikut memakannya. Saya juga ikut memakan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala macam harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari saya yang terkutuk.

Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka saya akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengarkan dan taat kepada saya.

Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki" (Al Isra' : 64)

Saya mohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka kamar mandi adalah rumahku.

Saya mohon agar saya punya mesjid, akhirnya pasar adalah mesjidku.

Saya mohon agar saya punya Al Qur`an, maka syair adalah Qur`anku.

Saya mohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah adzanku.

Saya mohon agar punya tempat tidur, maka orang mabuk adalah tempat tidurku.

Saya mohon agar diberi teman-teman dekat, maka orang yang menginfaqkan hartanya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah yang sangat ingkar kepada Tuhannya" (Al Isra' : 27).

Rasulullah saw berkata kepada iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu"

Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon agar saya bisa melihat anak cucu Adam tetapi mereka tidak melihatku. Kemudian Allah menjadikanku bisa mengalir melalui aliran darah mereka. Diriku bisa berjalan sesuai kehendakku kemana saja dengan cara apapun.

Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak dari orang yang mengikutimu.



Saya memiliki anak bernama Atamah (... semoga Allah melaknatnya) . Ia akan kencing di mata ummatmu sehingga mereka tertidur dan akhirnya meninggalkan shalat Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum shalat Isya'.

Saya juga punya anak bernama Mutaqadhi (semoga Allah mengutuknya) , tugasnya membangkitkan keinginan umatmu untuk memamerkan harta dan kelebihannya, sehingga Allah akan membatalkan 99 dari 100 pahala.

Kemudian anak saya yang lain Kuhyal (semoga Allah mencelakakannya) dimana ia bertugas mengusapi celak mata ummatmu ketika berada di majlis Ta'lim dan ketika shalat Jum'at, sehingga dia tertidur dan tidak mendengarkan khathib sehingga hilanglah pahalanya.

Setiap kali ada perempuan yang keluar rumah, sesungguhnya ada ribuan pasukanku yang mengikutinya. Mereka ada yang duduk dipinggulnya, di buah dadanya, di bibirnya, di kukunya, dan dilain tempat yang membuat perempuan itu menarik secara dunia. Sehingga dia menabur maksiat yang siap disantap oleh para pemuda.

Lain halnya dengan ummatmu yang berjilbab, tentu saya menggodanya tidak lewat cara itu, karena tubuhnya tertutup sangat sulit buat saya kalau masih menerapkan cara itu. Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikitpun.

Akan tetapi saya hanya bisa menganggu dan menghiasi, mengotori pikirannya dan menjanjikan janji-janji palsu. Seandainya saya memiliki kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tak akan membiarkan segelintir manusia di muka bumi ini masih sempat mengucapkan syahadat. Tidak ada lagi orang yang shalat dan puasa.

Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayah sedikitpun kepada siapapun. Akan tetapi tugasmu sama dengan tugasku yaitu mengajak. Engkau adalah utusan dan penyampai amanat dari Allah.

Andaikan engkau mempunyai kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir kafir pun di muka bumi ini.

Engkau hanyalah sebagaimana argumentasi (hujjah) Allah terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang.

"Lantas Rasulullah berkata kepada iblis, "wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih ingin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga."

Iblis menjawab, "Wahai Rasulullah, ketentuan adanya aku adalah untuk mempertegas adanya engkau, begitu juga sebaliknya. Itulah hukum yang ditetapkan Allah dan aku menikmatinya. Ketentuan telah memutuskan dan qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti.

Maka Maha Suci Allah yang telah menjadikan engkau sebagai tuan para Nabi dan khathib para penduduk surga. Sementara diriku dijadikan tuan orang-orang yang celaka dan khathib para penduduk neraka. Saya adalah mahluk celaka dan terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepada engkau, dan saya mengatakan sejujurnya."



Semoga Kisah ini lebih membuka mata hati kita akan musuh musuh kita.

Al-amru bil ma’ruf wa nahyu anil munkar ,

........ watawa shaubil-khaq – watawa shaubis-shabr

Allah Maha mengetahui


catatan: Email From Friend

Senin, 16 Juni 2008

Tulisan Tentang Waktu...

aku membaca sebuah tulisan, yang perlu kita cermati bersama-sama... intinya adalah tentang waktu, dan aku sangat suka tulisan yang gak ada namanya ini....

ambilah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan
ambilah waktu untuk bermain, sumber masa muda yang abadi
ambilah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan
ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
ambilah waktu untuk dicintai dan mencintai, itu adalah hak istemewa dari Tuhan
ambilah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
ambilah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
ambilah waktu untuk memberi, membuat hidup serasa berarti
ambilah waktu untuk bekerja, itu merupakan nilai dari sebuah keberhasilan
ambilah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga......

Minggu, 15 Juni 2008

Pertanyaan soal hidup

Apa hidup itu, bagaimana seharusnya kita di dalam hidup, apa makna di balik kehidupan ini. Beberapa pertanyaan mendasar yang sering di tanyakan oleh aku dan teman-teman ku. Mungkin memang adalah sesuatu yang wajar karena dipandang dari sudut usia adalah peralihan antara remaja dan dewasa. Sehingga begitu banyak pertanyaan yang bukan mencari jati diri lagi tapi lebih kepada esensi kehidupan yang akan di jalani kedepannya.

diskusi seru pun sangat sering terjadi antara aku dan teman-teman ku soal hidup. Ada yang mengatakan kepada ku bahwa hidup adalah amanah, bagaimana caranya kita bisa berarti bagi orang lain dan dengan keberadaan kita orang lain menjadi lebih berarti. Pengertian yang aku dapat dari orang yang sudah berhasil dan ingin menggaktualisasikan dihidupnya untuk orang lain karena kebutuhan nya sendiri sudah sangat tercukupi dengan baik. Ada juga yang mengatakan kepada ku bahwa hidup itu adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan penuh semangat dan senyuman meskipun terkadang kerikil tajam berserakan di jalan yang di lalui, sebuah pengertian yang aku dapat dari orang yang sangat dekat dengan Tuhan. Hal menarik dari teman ku yang tanpa beban dalam hidupnya (lebih tepatnya mencoba tanpa beban) mengatakan bahwa hidup adalah hari ini, jadi bagaimana caranya kita menjalani hidup sebaik-baiknya untuk hari ini, perkara besok ya besok...(intinya jalani hidup ini dengan santai dan apa adanya).

Seorang teman ku yang amat berprestasi mengatakan bahwa hidup itu adalah pilihan. Ingin menjadi dan akan seperti apa kita itu tergantung dari pilihan-pilihan yang kita lakukan. Dia tidak percaya akan keberuntungan, akan tetapi lebih percaya pada usaha yang maksimal. (Sebenarnya aku sepakat akan hal ini)

pertanyaan-pertanyaan tentang hidup pun pada akhirnya melebar kepada apa sih makna kebahagiaan itu... pernyataan yang sangat aku sepakati dari seorang teman adalah bahwa bahagia bermakna keiklasan. Benar-benar pengertian yang sampai pada titik itu menurutku, adalah suatu proses yang sangat panjang.

ada yang mengatakan bahwa bahagia adalah sesuatu yang sesuai dengan harapan. Apapun harapan kita, jika tercapai pasti akan mendatangkan kebahagiaan. Well, menurutku ada esensi yang lebih dari itu. Ada pula seorang teman yang menyebutkan bahwa bahagia adalah kita bisa berarti bagi orang lain. AKu ingin menambahkan, tidak hanya berarti bagi orang lain tapi juga merasa berarti bagi diri sendiri. bahkan di bab ilmu psikologi ada bab sendiri yang membahas tentang kebahagiaan, bukti bahwa sepanjang masa itu adalah hal yang amat penting.

Salah satu teori yang sangat aku senangngi bahwa kebahagiaan mencakup tiga hal yaitu prestasi, penerimaan, dan kasih sayang. Aku mengganggap bisa merangkum semuanya walaupun terkadang jatuhnya ke diriku sedikit kurang aplikatif, he.... Ada juga yang mengidentikan kebahagiaan adalah kepuasan hidup. Nah.... semakin luas lagi, karena kepuasan secara umum dibagi menjadi kepuasan psikologis.... mau bahas dari pandang mana coba... Hirakinya maslow atau sudut pandang keagamaan... benar-benar komplek dan benar-benar asik untuk difikirkan dan sangat sulit untuk diaplikasikan.....

well,... hidup.....hidup.... inilah hidup

Anak Jalanan

Ini adalah cerita dari pengalaman ku bersama anak-anak yang istilah sosialnya banyak disebut sebagai kaum marginal. Sosok-sosok yang bukan memilih menjadi anak jalanan tapi karena keterpaksaan akan nasib dan keadaan lah yang membuat mereka terpaksa menghabiskan waktu di jalanan....

banyak orang memandang negatif terhadap mereka. sosok-sosok yang hanya bisa minta uang, terkesan agresif, kumal, dan seakan tidak berpendidikan. Paradigma negatif sudah menempel dalam diri mereka seolah ada cap berlabel merah sebagai anak yang tidak mempunyai masa depan.

pergulatan ku dengan anak jalanan di mulai ketika aku mencoba magang di salah satu lembaga kampus, yang pada akhirnya menempatkan kami bersama anak-anak jalanan. pengetahuan ku tentang mereka awalnya hanya kudapat dari buku, majalah, ataupun artikel-artikel dari internet. tidak pernah sebelumnya aku berinteraksi lebih dari antara pemberi dan peminta uang. Disana aku menemukan banyak hal, baik tentang pemahaman ku pada mereka juga tentang kehidupanku, bahwa sanya aku masih sangat beruntung dibandingkan mereka dan sangatlah bodoh kalau aku terus menerus mengeluh akan banyaknya keajaiban di dalam hidupku...

dua minggu aku dan teman-temanku bersama mereka.. banyak cerita di sana. aku nememui seorang anak yang baru berumur 10 tahun, dan dia menargetkan mendapatkan uang 20 ribu rupiah perharinya untuk membantu ibunya yang sedang melahirkan sedangkan ayahnya sakit sehinga tidak bisa bekerja apa-apa. Aku juga menemui seorang anak penjual kacang yang per bungkusnya hanya untung 300 rupiah yang bekerja karena ia anak yatim, dan ibunya hanya ibu rumah tangga. Dua orang ini termasuk anak yang cerdas dan sayang sekali jika mereka suatu saat putus sekolah.. Ada juga seorang anak yang tidak mampu sekolah dan terpaksa bekerja di jalanan, namun aku belum pernah menemui sebelumnya, anak yang tidak pernah duduk dibangku sekolah namun begitu cerdas dan pintar dalam menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh kami. Hitungan-hitungan yang seharusnya dikerjakan oleh siswa kelas 6 SD bahkan SMP, ia sudah bisa mengerjakannya. aku membatin, sayang sekali bakat anak ini jika disia-siakan.

hubungan ku bersama anak-anak ini berlanjut ke dalam sebuah penelitian tentang mereka, dimana aku mencoba mengungkap potensi apa saja yang dimiliki oleh mereka. Semakin lama aku pun semakin asik dengan dunia mereka, dan semakin sadar bahwa cara yang selama ini digunakan untuk menanggulangi menjamurnya anak-anak yang bekerja di jalanan baik dari pemerintah ataupun masyarakat adalah kurang optimal. AKu tidak mengatakan cara yang selama ini salah, hanya saja terlalu banyak yang perlu dibenahi, dan sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk lebih peduli.

aku sedikit ingin menyoroti bagaimana kerja pemerintah dalam menangani permasalahan anak jalanan. Terkadang aku berfikir, apa kerjanya dinas sosial. Liatlah di sekitar alun-alun kota malang contohnya ketika malam hari, pasti akan geleng-geleng kepala... teramat banyak orang-orang yang menggelandang. Hampir di seluruh emperan toko di tiduri oleh orang-orang yang tidak mempunyai rumah dan mengandalkan kehidupan dari belas kasihan orang lain. Aku tidak ingin menyoroti itu,..pernah suatu saat ketika aku bersama anak-anak jalanan, mereka ketakutan akan ditangkap oleh satpol PP karena jika mereka ditanggakap mereka bukannya dibina dan diarahkan akan tetapi akan dipukuli kemudian di lepaskan. Salah satu modeling agresifitas yang kita tau dari mana datangnya pikirku. Aku bahkan melihat ada perbedaan pendapat antara aparatur pemerintah sendiri dalam menyelesaikan masalah anak jalanan. Ada yang menggunakan pendekatan keamanan yaitu anak jalanan adalah sebagai sosok trouble maker yang harus dibasmi sampai tuntas, sehingga tidak heran jika terkadang aparatur main pukul dan tendang. Ada juga yang menggunakan pendekatakan care giver bahwa anak harus dirawat dan dilindungi serta diarahkan ke jalanan yang benar, biasanya pendekatan ini dipakai oleh dinas sosial. Wajarlah, jika ada sikap apatis pada pemerintah dari mereka, karena yang mereka tahu pemerintah adalah yang berseragam coklat muda dan menggunakan lambang di tangannya... Ada kebingunggan pada akhirnya, tiba-tiba dipukul kemudian di elus-elus. Aku disini ingin menuliskan bahwa yang kita hadapi adalah sosok anak-anak yang akan belajar dari apa yang dilihatnya.

Aku pun sedikit ingin menyoroti kultur masyarakat kita yang sekali aku tidak mengatakan itu salah, hanya saja kadang aku menyebutnya terlalu peduli namun pada dasarnya kurang tepat. Rasa kasihan kepada mereka yang meminta di jalanan pada akhirnya membuat kita terus-menerus memberikan uang kepada mereka. Yap, benar... itu adalah solusi jangka pendek untuk membantu mereka namun jangka panjangnya adalah itu membuat anak-anak yang bekerja di jalanan semakin menjamur.

aku pun sebenarnya tidak tahu solusi apa yang tepat untuk mereka, karena kehidupan mereka sangat kompleks dan saling terkait satu sama lainnya. Bagaikan suatu komunitas yang sudah turun-menurun berada di jalanan. Pendekatakan secara indvidual dan komunitas pun harus sama-sama dilakukan. pendekatan baik kepada anak baik komunitas jalanan. AKu juga tidak pandai menyakinkan, hanya saja berikan lah sesuatu kepada mereka bukan hanya sekedar uang. Sesuatu yang membawa dampak positif dalam jangka panjang mereka. dan kita harus bersama-sama mencari solusi akan itu.....

bagi ku hidup adalah pilihan, dan pilihan kita lah untuk peduli atau tidak kepada sesama.....