Senin, 25 Oktober 2010

Sudut Cerita dari Gelombang Suara… (KEMAH JUARA 2010)

X :cek….cekk…
Y : terdengar dengan baik?? sementara gelombang 10141, baterai full, siap difungsikan…..!!!
X : Ok, siap dibagikan… yang pegang ht dicatet dan bertanggung jawab sama keamanannya.. Wajib!!


Kemah juara 2010 (Ratu Boko, 2-4 Juli, lebih pede, lebih mandiri !!!!)…. layaknya gelombang suara yang diantarkan benda ini… ada saat-saat kehilangan sinyal, ada saat-saat naik turun, ada saat tidak jelas, ada saat terang benderang, dan ada saat baterainya mesti di cas dulu karena sudah kehabisan energy. Begitulah dengan kemah juara yang sudah kita lalui. Penuh rasa, penuh cerita, penuh warna dan penuh makna.. Satu kata untuk kalian semua relawan, “ LUAR BIASA”.

Gelombang suara selalu mencari tim acara untuk bertanya… bagaimana selanjutnya?, ada apa ini?? alat yang dibutuhkan apa aja??, konsumsinya seberapa banyak sih???, ibarat most favorite wanted yang selalu dicari-cari dan wajib ditemukan gelombang suaranya..Sungguh canggih memang barang ini, dimanapun acara berada, asal baterainya masih tersisa dan sinyalnya sedang bersahabat, ia selau bisa menemukan gelombang suaranya. Di ujung sana, tempat tim acara mendengarkan gelombang suara itu… ada saat-saat mereka bisa menjawab dengan tegas dan ada saat-saat mereka harus diam seribu bahasa terlebih dahulu.. bukan karena tidak ingin menjawab, namun karena butuh pertimbangan dari situasi-situasi yang terkadang diluar dugaan.

Saat ada yang menyalahkah acara, dalam hati kecil mereka berkata… taukah, berapa banyak yang sudah kukorbankan untuk acara ini…. rapat panjang dan menjenuhkan, mondar-mandir,wira-wiri,muterin jogja buat dapet semua pembicara, bolak-balik ke boko. (iya kalau untuk wisata, tapi untuk sekedar ngatur posisi tenda) SP gagal, PKM Mepet, kerjaan amburadul… Beasiswa gak dapet, ujian terbengkalai, badan gak ke urus, ibu kos ngomel-ngomel, dan banyak hal lainnya lagi… kemudian hati kecil itu lalu menjawab.. ah, luruskan niat… aku tidak melakukan ini untuk penghargaan mereka, ini tidak seberapa dibandingkan kebahagiaan anak-anak yang didapat… saat ada yang protes dengan kemoloran waktu, hati kecilnya kemudian menyahut… baiklah, ini adalah cara Allah mengajariku untuk sabar.. Adakah yang memahami sulitnya menjadi mereka, betapa banyaknya amanah yang mereka emban dimana mereka harus membagi waktu diantara tuntutan orang-orang dilluar mereka yang terkadang tidak mentolerir itu, betapa juga tidak hanya keringat yang dikeluarkan tetapi juga air mata. Tidakkah mereka tahu konsep itu menjemukan dan tidak mudah untuk mentekniskan.. Perdebatan panjang soal jurit malam, perubahan konsep yang melelahkan soal moving country, atau persiapan yang mendebarkan soal bisnis challenge.. tiga acara inti yang harus ditunaikan disela-sela kepenatan, cuaca yang mengejutkan, dan prediksi yang diluar dugaan terkait banyak hal di hari acara. Bisakah dipahami bahwa kadang kala adalah sempurna jika segala sesuatu itu tidak berjalan dengan sempurna, karena dengan begitu lebih banyak pelajaran yang kita ambil dalam kehidupan… …Acara terus berganti dengan cepat dan lelah hanya bisa dikumpulkan hingga ujung waktu disaat semua berakhir...Disela-sela letihnya mereka berharap.. hati kecilnya kemudian berteriak “tidak bisakah kita sama-sama bertumpu, bukan hanya bertumpu kepada acara…bisakah kita sama-sama saling berinisiatif, bukan hanya karena aku acara atau tuan rumah”… tetapi karena ini adalah acara kita bersama…Pada akhirnya, mereka pun tersenyum, merekapun bahagia.. dan merekapun bisa bercanda serta merasa lega ketika acara bisa selesai dengan baik… Hati mereka bertepuk paling kencang saat anak-anak menikmati acara yang sudah mereka rancang dengan sepeunuh hati..Benar-benar luar biasa mereka bisa bertahan dan pada akhirnya mampu mewujudkan satu rangkaian acara yang kita rasakan bersama.

Ketika ada yang mengatakan… Konsumsi masuk, datang makan jam berapa ya!!!... Gelombang suara ini sedang menuju ke sebuah tempat di dapur pemadam kelapalaran yang sedang sibuk dengan potongan jahenya, kompor gas yang sempat tidak berfungsi, atau tumpukan piring yang harus dicuci agar tidak tambah semerawut… hidup ratusan orang berada ditangan tim ini… bayangkan jika tidak ada mereka… satu tim yang luar biasa!!! dari request sederhana soal telur dadar dengan nasi goreng sampai request ngeyel soda gembira yang tidak mungkin itu…tim ini mampu melayaninya dengan sabar… tumpukan barang dan bau bawang bercampur aduk namun tetap menjadi tempat tidur yang nyaman bagi mereka yang sudah siap beraksi sebelum matahari kelihatan batang hidungnya. Keceriaan sederhana selalu terpancar di posko ini, membuat semua orang yang kesana merasa senang dan ingin mencicip semua masakan yang ada.. Perbuatan mereka seolah berkata, memberikan service memuaskan kepada panita adalah cara yang terbaik untuk membuat acara ini berhasil.. karena layaknya HT yang selalu mengantarkan suara jika tidak dices baterainya maka akan mati, begitu juga dengan panita… dapur pemadam kelaparan layaknya energi terpendam yang selalu dicari paling akhir, akan tetapi paling dibutuhkan.

Ada kalanya suara dari tim ini sedikit melemah karena lelah… berhari-hari bahkan minggu persiapan mereka untuk mengumpulkan perlengkapan acara kemah juara. Tim kecil dengan energy yang luar biasa… Semangatlah modal awal dari semua itu… karena mengutip kata koordinator mereka “jika ada 500 orang yang bersemangat, diantaranya adalah aku.. jika ada 100 orang yang tetap berdiri semangat, salah satunya adalah Aku, jika ada 10 orang yang masih semangat, salah satunya adalah aku, jika hanya ada 1 orang yang tetap tegar bersemangat,pasti itulah aku... jika tidak ada seorangpun yang bersemangat, itu karena aku telah tiada.. Karena aku adalah semangat!!”, hee… sedikit narsis memang..tapi begitulah tim ini, Luar biasa kerja keras mereka. Semua perlengakapan baik acara, medis, atau konsumsi mampu didukung dengan baik…Memang tidak ada pernah yang berkata ““ Perkap… perkap masuk… hayo ini dawet ireng.. minum dulu yuks!!!“ Suara dari HT selalu selalu berkata…”perkap masuk… gallon diantar, perkap… tikernya kurang, perkap…meja butuh lima !!!” hoooo…. semuanya serba menyuruh… dan sepertinya tidak ada yang menyuruh mereka dengan sabar dan sopan… semuanya serba ingin cepat.... Semua request itu dilayani perkap dengan sigap… Sigap untuk berlari, sigap untuk mengangkat, sigap untuk memikul, dan sigap tidur paling pulas karena lelah. Tanggung jawab mereka lebih besar dari pada barang-barang yang mereka angkat itu… namun, semangat mereka membuat hari-hari yang melalahkan itu terasa ringan untuk bisa terlewati…

Gelombang suara kemudian membawa kekesekretariatan… seorang akhwat mungil selalu berjaga disana dengan setia… “ aku ingin liat acara mba…” kemudian dijawab dengan sedikit maksa oleh seseorang yang diajak ngobrol itu… “tempat ini lebih penting ditunggu dari pada liat acara lho”… dan kemudian dia menjawab “ baiklah (dengan sedikit nada pasrah)”….. Dengan sabar dia selalu melayani orang tua anak asuh yang ngeyel ingin ketemu, beramah tamah dengan pemandu yang keras kepala dengan aturan, sedikit gemas dengan data yang selalu berubah-rubah, mengkoordinir pembagian kaos dan Id card yang bertumpuk-tumpuk…kemudian saat benar-benar lelah dia tertidur dengan pasrah beralaskan kertas koran. Dia yang juga sangat sibuk dengan ujian dan KKL, bermain dengan data dan ngedit puzzle, mendengarkan dan mencatat hasil rapat, dan bersabar dengan menganggap sakit adalah rejeki untuk dia beristirahat… Di Kesekretariatan itu juga ada sosok yang selalu dicari-cari soal keuangan… terburu-buru dia datang ke kemah juara setelah praktik profesinya yang harus dia tunaikan.. dia sadar mungkin tidak bisa membantu banyak dengan kedatangannya, hanya saja dia ingin memberikan semangatnya dengan datang dan membantu semampunya.. jam 02 pagi.. dia masih berkutik dengan laporannya dan pagi harinya setelah membantu mengurus beberapa hal terkait dana, dia dengan tergesa pergi ketempat lainnya untuk menunaikan amanah berikutnya. Mereka adalah bagian sosok luar biasa dari kumpulan orang luar biasa dari acara ini..

Posisi paling ujung dan terpencil dari keramaian, duduklah mereka disana, kadang kala berjalan muter-muter untuk mengontrol semuanya agar aman dan terkendali. Sesekali mereka berkata “Cek, Masuk… Keamanan disini… tolong ada orang tua murid segera diarahkan kekesekretariatan..!!!, Keamanan disini… ini mau hujan, sebaiknya bagaimana”. Well, Jika ada yang bertanya pekerjaan apa yang paling membosankan… jawabannya adalah menunggu.. karena menunggu itu jauh lebih membutuhkan kesabaran dari pada berlari atau melakukan kegiatan. Hanya saja menunggu kali ini dengan amanah yang tanggung jawab sama besarnya dengan sie lain. Amanah yang ditanggungnya begitu besar… tempat seluas itu harus diamankan dengan armada yang sedikit, sungguh luar biasa…. Mereka yang juga membantu perlengkapan dalam mengkondisikan tempat, mereka yang berharap bisa menonton piala dunia namun tidak bisa melakukannya, mereka yang juga tidak bisa menikmati sedikitpun rangkaian acara, dan mereka yang tidurnya selalu paling akhir agar semuanya tetap aman dan terkendali...Mereka… benar-benar Luar Biasa!!!

Mereka yang juga sangat digemari untuk dicari gelombang suaranya adalah tim medis..” Medis,,,, dimana ya… segera ke tim konsumsi, ada yang sakit disini!!!”..Mendengar itu, bernafas mereka sejenak dan turunlah mereka ke bawah… posko medis yang jauh diujung sana dan peserta yang sakit diujung lainnya.. Berundak-undak lahan di lokasi acara, begitu layak dijadikan tempat olah raga… Cocok untuk mereka yang ingin diet dengan porsi makan luar biasa.. Hoooohh.. sedikit berharap ada pintu ajaib atau escalator yang dimodifikasi dengan alam (ngayal kalau ini). Begitulah mereka… Meluncur dengan tergesa ke tempat acara setelah menyelesaikan amanah utama di kampus, terkadang berjalan menemani peserta, terkadang berlari menghampiri mereka.. Mereka melakukan tugas terbaik sesuai dengan posrsinya dan dengan sigap menjadi pelayanan bagi yang sakit. Keberadaan mereka adalah salah satu bagian yang membuat keseluruhan acara yang sudah kita lakukan bersama menjadi lebih komplit.

“ Humas masuk!!!, bagaimana peserta sudah datang semua??”, “Roger.. Humas disini, dari solo sudah tiba, sekarang memasuki lokasi” Tim humas adalah salah satu tim yang paling sibuk dari awal hingga akhir acara. Lobi soal tempat kemah dan TOT, ngantar surat menyurat, ngurus pemberangkatan, sampai mencari lokasi untuk kegiatan business chalange. Bersepeda dia ke lokasi yang sangat jauh, mengayuh jalan menanjak yang berusaha dikendalikan, berputar-putar dia keluar masuk kampung untuk mensukseskan acara… energi yang luar biasa….Bisa saja mereka hanya mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab mereka kemudian mereka tidur dan menikmati acara pada hari H, tapi tidak dengan mereka…. Humas tidak bertanggung jawab menganggat 10 meja dari lantai dua SD juara ke truk, dia juga tidak bertanggung jawab menyusun barang untuk dibawa ke tempat acara, terlebih nginep di lokasi untuk mengamankan dan membantu perlengkapan menyiapkan lokasi. Di Hari H, Mereka juga tidak bertanggung jawab memasang pentunjuk arah agar tidak tersasar (hal kecil yang mungkin banyak orang lupa berterimakasih), mereka juga tidak bertanggung jawab untuk berdiam di satu titik dan menjadi keamanan, mengangkat gallon atau menyusun tiker untuk sholat, tidak harus jadi petugas saat peserta berjualan ke luar area kemah, apalagi tugas membenarkan kompor gas yang agak ngambek… itu memang bukan tanggung jawab mereka…Tapi mereka melakukannya… Tidak terdengar mereka mengeluh, karena memang tidak ada waktu untuk mengeluh.. yang mereka punya adalah inisiatif, inisiatif untuk segera membantu yang ada di depan mereka.. Luar biasa kerja tim ini!!!
Bagaimana dengan PDD, suara mereka memang jarang terdengar dari kotak hitam yang begitu canggih itu… namun begitu esensi dan penting posisi mereka.. Mereka yang juga selalu berlari untuk tidak kehilangan moment, memberikan manfaat dengan caranya dan selalu berusaha membantu di sela-sela acara. Kadang kala mereka pun pindah posisi dari PDD menjadi perlengkapan, konsumsi atau menjadi penyemangat disela-sela acara.. PDD adalah tim yang bisa membuat semua orang tersenyum ketika mereka memintanya untuk berfoto (salah satu cara sederhana untuk mengurangi kepenatan) karena sepertinya sudah menjadi kodrat semua orang bahwa saat foto akan senyum dan ingin terlihat manis. Mereka yang mengabadikan banyak kejadian untuk selalu bisa dikenang, membuat beberapa detik menjadi abadi dan semua ekpresi bisa dinikmati.. Berlari mereka ke pojok, cukup narsis mereka berada ditengah, dan berada dibelakang untuk menunggu waktu yang pas untuk mengabadikan. Itulah mereka… yang hasil karyanya bisa membuat kita ternyum mengingat even yang sudah kita lalui.. Luar Biasa!!!

Huuuuuuuhhhhh…. Akhirnya… seluruh rangkaian acara sudah berakhir… Persiapan sudah, acara lewat, laporannya pun beres, dan ups.. pembubaran ya rek!!, Sekarang yang tersisa adalah cerita, cerita yang semoga menjadi pembelajaran berharga suatu saat nanti. Pemimpin yang baik itu adalah perpaduan antara pemimpi,pemandu sorak dan mandor lapangan.. dan kalian semua telah menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri ataupun bagi tim kalian.. Luar Biasa!!

Wow… tidak terasa ya, waktu berlalu begitu cepat… ini adalah tulisan kedua saya tentang kemah juara, kali ini dengan perpektif berbeda dimana saya harus belajar banyak untuk bersabar, meredam egoisme pribadi dan mecoba memahami banyak perpektif orang lain.. Saya merasa luar biasa bisa kerja bersama orang-orang seperti kalian. Entah taun depan seperti apa… but surely, akan jauh lebih dahsyat dari tahun2 sebelumnya.

Terimakasih Relawan.. terimakasih telah membantu dalam porsinya masing-masing, terimakasih juga telah memberikan pelajaran yang begitu berharga bagi hidup saya dengan cara kalian masing-masing. Senang mengenal dan menjadi bagian dari kalian… Relawan… tetap semangat bahagiakan umat…

Semoga kita bisa saling memaafkan ya….

SAHABATKU SAYANG

Dagdigdug aku melangkah… bagaimana rasanya yang diujung sana, yang sedang mencoba memantapkan hatinya untuk berjalan ke jenjang yang lebih dewasa dari fase seorang wanita..Langkah berani yang tidak hanya menyempurnakan separoh agamanya dan beribadah kepada Allah, namun juga mempersiapkan banyak aspek psikologis atas semua hal dari hidupnya yang mungkin tidak akan sama lagi… Dia yang sedang belajar bersabar, karena melangkah bersama itu membutuhkan kesabaran, dia yang sedang belajar untuk berbagi, karena walaupun ada fase lelah, bersama itu jauh lebih nikmat dari pada sendiri. Dia… sebentar lagi, dari sekelumit kehidupan di bumi ini, akan menjadi orang yang paling bahagia di Hari itu… Luar biasa aku belajar darinya…. membumikan egoisme dan idealisme menjadi sesuatu yang relistis dan tidak berhenti untuk bermimpi. Luar biasa sosok ini, seorang wanita yang dulu pernah terjatuh dan menjadi pemenang diujungnya ketika ada usaha dan sabar atas itu…


Serasa cukup takut aku berjalan, karena banyak hal yang masih harus ditata di diriku yang masih amat bodoh ini.. bagaimana di ujung sana, yang sebentar lagi akan berhadapan dengan dunianya... Dunia yang selama ini membuatnya amat bahagia dan menjadi diri sendiri… berkumpul dengan anak di sekolah yang dulu telah mendewasakannya… Memberikan yang terbaik dengan caranya. Dimana dia mengajarkan ku untuk meluruskan niat dan pencariannya yang membuat ku semakin mantab untuk terus lebih baik, caranya menguliti setiap kejadian di dalam hidupnya membuatku luar biasa kagum dan membuatku semakin yakin ada makna di setiap peristiwa.. Bagaimana kabar engkau disana yang diantara mempertahankan prinsip dan fakta dasar lingkungan yang juga harus dikompromikan.. Seperti yang kita bahas dalam obrolan panjang kita sobat… bukankah Allah Maha tahu apa yang dirasa dan maksud oleh hambanya.


Serasa abu-abu aku berdiri, karena banyak hal yang harus aku selesaikan dan betapa banyak aku harus belajar lagi… bagaimana yang di ujung sana…. yang mulai menata kembali hidupnya, dengan tugas yang tidak pernah terduga yang diberikan kepadanya. Sungguh luar biasa cara Allah memberikan moment untuk dia belajar.. Belajar sesuatu yang memang dia inginkan. Pada akhirnya… beginilah cara Allah membuatnya belajar. Mungkin inilah rasanya…. Allah tidak ingin dia melupakan bagaimana rasa inisiatif dan kepekaan dalam dirinya yang dari dulu membuatku nyaman untuk berbagi dengannya… Karena itulah dia…. dan Dititik dimana dia ditempatkan sekarang, adalah titik untuk dia tetap mengenali dirinya dan terus belajar untuk semakin yakin dengan langkahnya…. Seperti perbincangan yang sering kita lakukan sobat…. jalan seseorang dalam hidupnya memang berbeda-beda.


Bagaimana kabar dia di ujung pulau sana…. berkutik dengan lansia dari sebuah panti jompo, tidak hanya untuk amanah pekerjaan yang harus ditunaikan…tapi lebih dari itu, keinginan untuk berbagi dan melakukan yang terbaik untuk mereka…Dia yang juga sedang jatuh cinta dan berbunga-bunga, berharap semua dimudahkan dan diberikan yang terbaik… Sobat….bukankah kita belajar bagaimana nikmatnya meraih prestasi bersama… menyakinkan ku dibalik banyak pelajaran soal hidup yang harus kita pelajari, amat penting juga untuk menghasilkan sesuatu sebagai bukti eksistensi hidup.. Aku tersenyum saat mengingat masa-masa panjang dan melelahkan yang dulu sering kita habiskan tidak hanya untuk almamater kita tetapi juga untuk kita sendiri… Dari mu sobat, pada akhirnya aku belajar untuk lebih peka dan menghargai pendapat orang lain.


Disaat aku sedang benar-benar mencari konsep hidupku… bagaimana kabarmu disana… waktu libur yang menyenangkan ya sobat…. istrahat sejenak dari rutinitas berkumpul dengan anak-anak berkebutuhan khusus… luar biasa caramu untuk berbagi.. Disaat aku hanya berkutik dengan abstrak-abstrak yang jauh dari nyata… engkau melangkah dengan lebih pasti… Bukankah itu jauh lebih pasti dari pada tidak melakukan apa-apa.. Satu hal yang aku yakini, Allah itu kadang tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi memberikan apa yang kita butuhkan… dan apa yang kita butuhkan terkadang tidak kita sadari sekarang… begitulah aku berusaha memaknai setiap episode di dalam hidupku… Semangat… semua pasti ada jalan dan akhirnya… Akupun banyak belajar dengan mu, tentang kejujuran perasaan yang terkadang harus dimiliki oleh seseorang, aku belajar asertif dengan melihatmu dan belajar lebih terbuka ketika aku mengenalmu…masih teringat aku dengan konsep bakso dan kuahmu yang cukup menginspirasiku bahwa kadang kada kita memang harus mencoba kuahnya dulu, dan disisi lain kita harus mencoba baksonya dulu….dan aku ingin menambahkan, yang paling enak dari bakso adalah jeruk nipis.. I meant… ada penambah rasa yang membuatnya lebih mantab (hidup bakso… hiii).. penambah rasa itu bisa kita definisikan banyak hal sobat…


Bagaimana kabarmu yang diujung sana… bagaimana rasanya keluar dari kampus kebanggaan kita dulu dengan status sarjana, pasti banyak hal yang bisa kamu lakukan bukan…tidak sedikit yang kau ajarkan soal hidup kepadaku, bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan… taukau, siapa orang yang paling tulus yang kukenal… jawabannya adalah kamu, taukah laki-laki mana yang paling aku percaya jadi sahabatku dan terus menjadi sahabat, jawabannya adalah kamu… aku belajar menolong dan merasa ringan dari kamu… Disaat aku sedang tertatih untuk belajar tidak berprasangka, kamu dari dulu berfikir apa adanya… kesederhanan yang mengajari ku untuk lebih menghargai orang lain..


Taukah kalian… betapa aku sangat bersyukur diberi kesempatan untuk bertemu dengan kalian yang mengajari ku banyak hal… membantuku untuk mengenali diriku dan apa yang aku inginkan… betapa menyenangkannya dulu kita pernah melangkah bersama… walaupun sekarang cara kita melangkah adalah beda… namun bukankah kita terus melangkah… karena hidup tidak boleh diam… karena hidup adalah bergerak…


Sampai ketemu…, Tunggu Saya Disana…!!!
Note : Pagi yang cerah yang membuatku agak gugup…(7 Juli 2010)

Antara Nasionalis dan Nasionalis

Gie dalam buku yang ditulis kembali oleh rekan-rekannya menuliskan bahwa betapa beruntungnya orang yang tidak dilahirkan di dunia ini karena tidak merasakan banyaknya ketidakadilan di bangsa ini, dan menurut Gie, orang beruntung kedua adalah mereka yang dilahirkan tetapi mati muda. Akan tetapi, menurut saya, orang yang beruntung itu adalah orang yang berumur panjang dan dia dapat melakukan sesuatu, tentu saja bukan untuk merubah dunia, tetapi minimal membuatnya sedikit lebih baik. lebih baik dengan sudut pandang masing-masing dan potensi dari pribadi yang dimiliki.

Jika Gie mencoba menjauhi sistem yang ia dikecewakan kemudian dia memilih jalannya sendiri untuk berjuang melalui kritikan dalam tulisan-tulisan atau mengajari anak bangsa sebelum kematiannya, kalau menurut saya, terkadang untuk menjadi lebih baik kita harus masuk kedalam sistem itu… walaupun tentu saja akan sangat diuji ketidakterimaan akan perubahan atau bahkan seorang yang idealis awalnya akan terbawa arus oleh kenyamanan dan kemapanan dari suatu sistem yang awalnya dia nilai salah.
Saya sungguh bersepakat dengan Gie bahwa seseorang itu harus menjadi moralis yang absolute dan humanist yang universal, bahwa moral harus dipertahankan dengan cara apapun dan membantu sesama tentu saja tidak mengenal perbedaan (sungguh kagum saya dengan kata-kata ini). Walaupun menurut saya ada cara yang lebih bijak untuk tetap mempertahankan keduanya, seperti filosofi air yang dimanapun ia berada tetap menjadi air, diletakan digelas ia seperti gelas tetapi isinya adalah air, bahkan saat ia dibekukanpun, ia adalah tetap air…. menurut saya, kemampuan beradaptasi inilah yang juga cukup penting dalam mengkondisikan prinsip yang dimiliki seseorang, beradaptasi bukan berarti berubah secara bunglon menurut saya, tetapi layaknya seperti air…


Jika Gie mengkondisikan dirinya sebagai seorang yang nasionalis dengan membantu menurunkan orde lama menjadi orde baru, kemudian diapun kembali kecewa dengan keserakahan di orde baru dan memilih untuk menyentuh lapisan bawah dan para mahasiswa untuk tetap kirits terhadap pemerintahan yang menyalahi aturan. Menurut saya, sekarang banyak hal yang kita lakukan untuk menjadi nasionalis, merujuk sebuah iklan… tidak membeli produk bajakan, menghargai karya dalam negeri, bahkan cukup hanya membuang sampah di tempatnya adalah salah satu contoh hal yang nasionalis. Menurut saya, nasionalis tidak hanya sekedar mengkiritik jalannya pemerintahan seperti perang mulut yang biasa dilakukan di tv yang bikin gerah itu, tetapi dimulai dari sesuatu yang sederhana dan lingkungan kecilpun kita bisa menjadi nasionalis.

Seperti seorang pecinta lingkungan yang memberdayakan sampah selama 20 tahun yang saya kenal, seperti dosen saya yang selalu datang dan keluar tepat waktu ketika ia mengajar, seperti teman saya yang tidak pernah mengeluh ketika ia membantu umat menjadi lebih baik, seperti seorang ibu yang merelakan anaknya pergi jauh untuk sebuah pendidikan yang berkualitas, seperti banyak orang yang berusaha mencari pekerjaan hahal untuk tidak menambah angka pengganguran di negara Ini, atau mereka yang selalu optimis dalam hidupnya agar tidak menambah kedramatisan dari kepedihan bangsa ini…. Hidup Indonesia!!!